Lani Pujiastuti - detikfinance
Sumber karbohidrat nasi bisa digantikan dengan aneka umbi-umbian, singkong, dan sagu.
"Semua sedang dikenbangkan supaya cita rasanya bisa diterima sehingga makan nggak harus nasi. Kita kembangkan produksi tepung casava (mocaf) meski masih skala kecil di Trenggalek. Kami kenalkan singkong bisa jadi bahan kue yang cita rasanya mirip tepung umumnya," terang Gardjita.
Gardjita menerangkan, RI punya potensi beras komoditas singkong yang bahkan sudah ekspor.
"Singkong sudah ekspor meski bentuknya mentah. Impor singkong itu berupa chip dan corn flake (sereal jagung)," tambahnya.
Kemudian alternatif sumber protein, Gardjita menjelaskan banyak tersedia di sekitar kita namun belum disadari masyarakat.
"Sumber protein hewani masih didominasi daging, padahal ada telor, bebek, puyuh, kelinci bahkan belalang. Belalang juga sumber protein tinggi. Di Gunung Kidul, Yogyakarta, belalang dijadikan masakan. Di Thailand, belalang disate jadi cemilan," paparnya.
Lalu sumber protein nabati, menurut Gardjita tidak bisa bergantung dengan kedelai yang selama ini 70% masih ekspor.
"Kedelai harus disubstitusi. Impornya masih besar. Perut indonesia terus nambah dari Kanada, Amerika. Selain itu, lahan yang cocok ditanam kedelai juga cocok untuk tanam padi jadi ada kompetisi. Tapi produksi dua-duanya aman bahkan surplus karena ada penambahan areal tanam," tutupnya.
Sumber karbohidrat nasi bisa digantikan dengan aneka umbi-umbian, singkong, dan sagu.
"Semua sedang dikenbangkan supaya cita rasanya bisa diterima sehingga makan nggak harus nasi. Kita kembangkan produksi tepung casava (mocaf) meski masih skala kecil di Trenggalek. Kami kenalkan singkong bisa jadi bahan kue yang cita rasanya mirip tepung umumnya," terang Gardjita.
Gardjita menerangkan, RI punya potensi beras komoditas singkong yang bahkan sudah ekspor.
"Singkong sudah ekspor meski bentuknya mentah. Impor singkong itu berupa chip dan corn flake (sereal jagung)," tambahnya.
Kemudian alternatif sumber protein, Gardjita menjelaskan banyak tersedia di sekitar kita namun belum disadari masyarakat.
"Sumber protein hewani masih didominasi daging, padahal ada telor, bebek, puyuh, kelinci bahkan belalang. Belalang juga sumber protein tinggi. Di Gunung Kidul, Yogyakarta, belalang dijadikan masakan. Di Thailand, belalang disate jadi cemilan," paparnya.
Lalu sumber protein nabati, menurut Gardjita tidak bisa bergantung dengan kedelai yang selama ini 70% masih ekspor.
"Kedelai harus disubstitusi. Impornya masih besar. Perut indonesia terus nambah dari Kanada, Amerika. Selain itu, lahan yang cocok ditanam kedelai juga cocok untuk tanam padi jadi ada kompetisi. Tapi produksi dua-duanya aman bahkan surplus karena ada penambahan areal tanam," tutupnya.
@http://finance.detik.com/read/2015/08/07/102953/2985863/4/2/ingin-ri-mandiri-pangan-kementan-jangan-bergantung-sama-nasi
0 komentar: