Foto: Achmad Subagio menyampaikan kondisi dan prospek singkong di Indonesia
Singkong mempunyai potensi yang besar di Indonesia, walaupun belum dilirik oleh pemerintah, namun CIAT (Centro Internacional de Agricultura Tropical, atau International center for Tropical Agriculture) akan membantu pengembangan singkong di Indonesia. Demikian salah satu hasil workshop tentang singkong yang diselenggarakan oleh CIAT di Bogor (Selasa, 17/3/2015). Lembaga internasional yang berpusat di Columbia ini menangani Pengembangan pertanian di daerah tropis, dimana salah satu komiditi fokusnya adalah singkong.
Dalam kesempatan itu, Achmad Subagio diminta untuk menjadi nara sumber yang menyampaikan gambaran tentang perkembangan singkong saat ini di Indonesia. Beliau memaparkan tentang peran singkong pada perekonomian Indonesia, yang mempunyai nilai perdagangan 100 Trilyun Rupiah setiap tahun. Disampaikan pula, best practice dari pengembangan industri MOCAF (Modified Cassava Flour) yang berperan dalam peningkatan kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan nasional.
Workshop yang dihadiri para pakar dan pelaku singkong di seluruh Indonesia ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting pengembangan singkong di Indonesia, di mana yang paling pokok adalah perlunya program (1) penyediaan bibit unggul bagi petani, (2) pengembalian unsur hara yang utamanya pupuk organik dan (3) penguatan kelembagaan petani singkong.
0 komentar: