Ilustrasi Mie buah naga |
Jember - Potensi buah naga yang sangat berlimpah di Kabupaten Banyuwangi membuat mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Abdul Aziz, tergerak untuk membuat olahan pangan dari buah yang kaya manfaat itu dengan memadukan buah naga dengan tepung singkong atau yang lebih dikenal dengan nama mocaf, sehingga menjadi mie buah naga.
"Dari data Dinas Pertanian Banyuwangi mencatat setiap panen raya buah naga, setiap hari kurang lebih ada empat ton buah naga yang didistribusikan ke berbagai daerah, namun sayangnya semuanya dikirim dalam bentuk buah segar dengan harga kisaran Rp4-5.000 per kilogramnya," tutur mahasiswa yang akrab disapa Aziz itu, di Kampus Unej, Rabu (7/12/2016).
Menurutnya harga tersebut masih terlalu murah jika dibandingkan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani karena buah naga yang diolah akan memberikan nilai tambah sekaligus memanfaatkan buah yang tidak terjual.
"Saya memilih produk mie karena belum ada yang membuat karena selama ini buah naga lebih banyak dimanfaatkan sebagai selai dan sirup, sedangkan mocaf dipilih karena sudah dikenal luas sebagai bahan pengganti beras. Apalagi keduanya tergolong produk berbahan pangan lokal," katanya yang sempat berkonsultasi dengan penemu Mocaf dari Unej Prof Achmad Subagio.
Dalam proses produksi mie buah naga, mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unej itu mencampur 100 gram mocaf dengan 100 gram jus buah naga, bahkan mie buah naga buatan Aziz mendapat sambutan positif dari keluarga dan kalangan terdekat karena rasanya yang enak.
"Selain enak, tentu saja mie buah naga ini menyehatkan karena kandungan buah naga dan singkong dalam mie buah naga dapat melenturkan pembuluh darah, mencegah penyakit diabetes, penyakit jantung dan menurunkan kolestrol. Mie ini juga tanpa bahan pengawet," ujarnya.
Mahasiswa asal Banyuwangi itu kemudian mengirimkan karya tulis berjudul Mie SOJ (Sunrise of Java): Inovasi Pengolahan Singkong Bersama Buah Naga Lokal Banyuwangi Dengan T-Red Flesh Dragon Noodle Sebagai Upaya Eksplorasi Potensi Lokal Daerah pada Oktober 2016.
"Alhamdulillah, tanggal 5 Desember 2016 saya dinyatakan sebagai salah satu dari lima Pahlawan Pangan Lokal versi MITI Klaster Mahasiswa," katanya.
Azis berencana akan memproduksi mie "SOJ" dalam skala industri rumah tangga karena ia memiliki mimpi untuk membuat usaha produksi mie buah naga yang produknya akan dititipkan di toko-toko atau cafe-cafe yang banyak menjamur di Kabupaten Banyuwangi tersebut.
Atas karyanya itu, Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) mengapresiasi inovasi produk olahan mie buah naga yang dibuat oleh Abdul Aziz.
Staf Humas dan Protokol Unej Iim Fahmi Ilman mengatakan, MITI memilih karya Abdul Aziz sebagai salah satu dari lima Pahlawan Pangan Lokal dalam Lomba Desain Inovasi Pangan Lokal 2016 yang diikuti oleh 70 peserta dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
"Produk mie buah naga yang diberi nama mie Sunrise Of Java (SOJ) oleh Aziz diikutsertakan dalam lomba Desain Inovasi Pangan Lokal 2016 yang diadakan oleh MITI, kemudian karyanya terpilih sebagai salah satu dari lima pahlawan pangan lokal versi MITI klaster mahasiswa pada 5 Desember 2016," katanya di Kampus Unej.
Ia menjelaskan MITI sendiri adalah organisasi yang berperan dalam menghubungkan berbagai potensi bangsa terutama di bidang sains dan teknologi, agar bisa bersinergi dengan baik untuk bersama-sama membangun bangsa menuju Indonesia yang modern berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber: www[dot]netralnews[dot]com
0 komentar: