Ilustrasi Wanita tani produksi beras analog |
PURBALINGGA – Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, kini telah memproduksi beras analog.
Beras analog yang diproduksi dari tepung singkong dan tepung jagung ini, merupakan salah satu terobosan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras padi. Ketua KWT Kenanga, Sungaini didampingi PPL dari Badan Penyuluh Kecamatan (BPK) Pengadegan, Sohirin dan Sri Haryanti mengatakan, Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan memiliki potensi tanaman jagung maupun singkong yang cukup tinggi.
Untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengonsumsi pangan non beras, Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan (BP2KP) mengadakan kegiatan pelatihan pengolahan beras analog, pelatihan pengemasan, studi banding beras analog ke Plumbon, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen pada tahun 2015.
Selain itu, KWT Kenanga juga telah mendapatkan bantuan peralatan berupa penepung, alat pencetak, continous seller, alat sablon, satu unit komputer, satu unit printer dan plastik kemasan. Kegiatan beras analog didanai dari APBD II dibawah bimbingan BP2KP dan pendampingan BPK Pengadegan. Sri Haryanti menambahkan, beras analog yang mulai diproduksi tahun 2016 menjadi salah satu bentuk pangan alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengatasi ketersediaan pangan baik dalam penggunaan sumber pangan yang baru maupun proses diversifikasi atau penganekaragaman pangan.
Bahan baku beras analog berupa tepung mocaf (modification cassava flour) dan tepung jagung yang mudah diperoleh di wilayah Pengadegan. Produksi beras analog masih dalam skala kecil. Pasalnya, masih ada sejumlah kendala yang ditemui. Yakni alat pencetak yang belum berfungsi optimal, serta kendala cuaca untuk penjemuran. “Namun kami tetap semangat untuk terus memproduksi.
Kami berharap usaha ini dapat menambah pendapatan kelompok. Prospeknya juga bagus. Beras analog ini dapat menggantikan beras padi. Diolah menjadi nasi goreng, nasi kuning, maupun nasi uduk juga enak,” tutur Sungaini.
Sumber: radarbanyumas[dot]co[dot]id
0 komentar: