Ilustrasi Liputan6.com |
Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan data spasial atau keruangan menjadi faktor penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Sebab data spasial menjadi kunci utama untuk mengambil satu kebijakan.
Darmin mencontohkan, terkait pembangunan irigasi. Pemerintah harus mengetahui secara detil kebutuhan wilayah akan sarana infrastruktur tersebut."Karena ya memang nggak bisa kelihatannya soal produksi pangan pakai data saja, nggak bisa, harus pakai peta. Supaya kemudian lebih jelas irigasi menyambung dengan sawahnya, atau irigasinya dibuat besar. Sawah itu sedikit apalagi luar Jawa, di Jawa mungkin nggak masalah sawah di Jawa luas-luas," kata dia dalam Rakornas Kadin di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Dia menambahkan, dengan data spasial yang akurat maka pemerintah bisa mengambil alternatif lain dalam mengambil keputusan. Misal, apabila irigasi dinilai mengambil alokasi dana terlalu besar maka ada pengganti seperti pembuatan embung. "Yang betul-betul ingin ditingkatkan kalau mau ketahanan pangan diperbaiki ditingkatkan perencanaan spasial betul-betul penting. Tidak ada pilihan lain," imbuh dia.
Kondisi saat ini, Darmin mengatakan data spasial belum terlalu baik. Sebagai contoh, luas hutan Indonesia yang tercatat saat ini sekitar 60-70 persen. Padahal hutan itu sudah bukan lagi hutan seutuhnya. "Kita itu 60 berapa hampir 70 persen kawasan hutan. Kawasan hutan itu tidak selalu artinya hutan ada wilayah terdegradasi, yang dimasuki dan dirambah masyarakat. Sekarang ini semua harus kita lihat kembali, duduk dengan Kementerian Kehutananan, Agraria mau diapakan," tandas Darmin.
Sumber: bisnis[dot]liputan6[dot]com
0 komentar: