Konten Terbaru:
Home » » Singkong NTB Diborong Seribu Ton

Singkong NTB Diborong Seribu Ton

Written By Unknown on Senin, 16 November 2015 | 16.11.15

UTUP: Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag NTB Ibnu Fikhi saat menyampaikan nilai transaksi pasar lelang komoditi agro di Pratama Hotel kemarin.
MATARAM – Singkong atau ubi kayu menjadi komoditi unggulan yang banyak dibeli pada kegiatan Pasar Lelang Komoditas Agro (PLKA). Kegiatan yang digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB ini, berhasil melelang singkong sebanyak seribu ton, dengan harga Rp 4 ribu per kilogram (Kg) atau senilai Rp 4 miliar.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag NTB Ibnu Fikhi menerangkan, singkong tersebut diborong oleh pembeli dari Provinsi Jawa Timur (Jatim). Singkong yang dibeli dalam jumlah besar ini akan diolah kembali, sebelum akan diekspor ke Korea Selatan.
“Seribu ton singkong dikirim ke Jatim untuk diolah kemudian diekspor ke Korea Selatan,” ungkapnya saat ditemui awak media di Pratama Hotel kemarin (20/10).
Ia menuturkan, singkong yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara ini kemungkinan masih akan terus berlanjut. Pasalnya, dari informasi yang diperoleh, pihak Korea Selatan membutuhkan 30 ribu ton singkong.
“Semoga ini bisa berlangsung kedepannya,” harapnya.
Dalam total transaksi antara penjual dan pembeli yang dikeluarkan Disperindag NTB, tercatat nilai transaksi sebesar Rp 4,7 miliar. Transaksi kedua terbesar, kata dia, adalah komoditi cokelat sebanyak 11 ton dengan harga Rp 25 ribu per kg, atau senilai Rp 275 juta.
Kemudian kemiri sebanyak 8 ton dengan harga Rp 30 ribu per kg, atau senilai Rp 240 juta. Dilanjutkan jagung sebanyak 38 ton seharga Rp 2.850 per kg, atau senilai Rp 108 juta. Serta mete sebanyak 5 ton seharga Rp 16 ribu per kg, atau senilai Rp 80 juta.
Manajer Perdagangan Umum PT Gerbang NTB Emas (GNE) L Prima Wira Putra menambahkan, pihaknya tidak hanya menjembatani berlangsungnya pasar lelang. Juga harus mampu memberikan solusi bagi masyarakat, terutama dalam hal pemasaran.
“Kami hadir sebagai penghubung, serta memberikan solusi,” ungkapnya.
Besarnya angka transaksi, menurutnya, harus ada imbal balik ke daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Artinya, ada biaya transaksi yang harus dikeluarkan kedua pihak.
Sehingga berbagai komoditas unggulan di NTB ke depannya, bisa didorong untuk dilakukan pengemasan yang lebih baik lagi. Agar saat dijual tidak lagi bahan mentah saja, melainkan sudah menjadi kemasan.
“Saat ini kita kumpulkan dulu databasenya agar memiliki nomor identitas. Semoga ini disetujui, agar nilai jualnya menjadi bertambah di pasaran,” tandasnya. (ewi/r10)
@http://www.lombokpost.net/2015/10/21/singkong-ntb-diborong-seribu-ton/
Share this article :

0 komentar:


Tepung Mocaf

Tepung singkong yang dimodifikasi sehingga berkualitas tinggi...

Untuk Pembelian Tepung Mocaf Hubungi
YULIANA
0271-825266

 
Dipersembahkan oleh Lembaga Penelitian Universitas Jember
Didukung oleh : Universitas Jember | LPDP | BCM
Copyright © 2015. Tepung MOCAF - All Rights Reserved