Konten Terbaru:
Home » » Manfaat dan Potensi Komoditas Kacang Tanah dalam Mendukung Pertanian Bio-Industri

Manfaat dan Potensi Komoditas Kacang Tanah dalam Mendukung Pertanian Bio-Industri

Written By Unknown on Kamis, 02 Juli 2015 | 2.7.15

Teknologi pertanian yang dibutuhkan ke depan harus sejalan dengan era revolusi bioekonomi atau “Modern Agriculture” sesuai dengan konsep Ekonomi Biru yang digerakkan oleh revolusi bioteknologi dan bioenjinering yang mampu menghasilkan biomasa sebesar-besarnya untuk kemudian diolah menjadi bahan pangan, pakan, energi, obat-obatan, bahan kimia dan beragam bioproduk lain secara berkelanjutan. Salah satu implementasi dari konsep Ekonomi Biru pada sektor pertanian adalah pengembangan Sistem Pertanian Bioindustri. Bio-Industri merupakan sistem pertanian yang mengelola dan memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati termasuk biomasa dan/atau limbah organik pertanian bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Salah satu konsep bio-industri adalah pemanfaatan biomasa untuk multi-guna, antara lain: pangan, energi, pakan, dan pupuk, serta industri.
Hingga saat ini, panen energi matahari oleh komoditas kacang tanah dalam bentuk biomas yang dihasilkan utamanya dimanfaatkan untuk pangan, sisanya untuk pakan, dan sangat kecil untuk konservasi lahan, serta hampir tidak ada yang dimanfaatkan untuk bahan kimia dan bahan baku industri. Oleh karena itu, berkiblat pada sistem pertanian bioindustri serta dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim global, kini dipandang perlu untuk melakukan inovasi teknologi budidaya guna menghasilkan biomasa tinggi baik dalam bentuk biji maupun hijauan serta mencari inovasi teknologi pemanfaatan limbah biomas menjadi bahan baku industri. Untuk menyelaraskan konsep ekonomi biru dengan keamanan lingkungan maka penambahan input pertanian yang bersifat kimiawi harus dilakukan dengan bijaksana, antara lain dengan memperhatikan efek residunya.
Manfaat Biomas Kacang Tanah yang Sekarang Ada
Di Indonesia, selama ini biomas kacang tanah yang dimanfaatkan adalah biji untuk bahan pangan, brangkasan untuk pakan ternak, dan kulit polong sebagai pakan ternak dan bahan bakar. Apabila kita rinci dari produksi nasional tahun 2011 yaitu sebanyak 695.977 ton polong kering, dan diasumsikan rendemen polong maksimum 40% maka rendemen brangkasan adalah 60% atau sebanyak 1.043.965 ton. Rendemen biji terhadap polong diperkirakan sebanyak 60% sehingga rendemen kulit polong hanya 40% atau sebanyak 278.390 ton.
Selama ini, brangkasan yang dapat dipanen semuanya digunakan untuk pakan ternak. Kulit polong digunakan sebagai bahan bakar pada beberapa usaha pembuatan batu bata, atau di tingkat rumah tangga. Ternyata, kulit polong juga sangat berpotensi untuk pakan berdasar kandungan nutrisinya, bahkan lebih unggul dari daun segar (Tabel 1).
Pontensi Manfaat Biomas Kacang Tanah
Apabila kita melirik ke negeri China yang merupakan salah satu produsen kacang tanah terbesar di dunia, para ilmuwan sudah mulai meneliti penggunaan biomas kacang tanah, yaitu batang, kulit polong, dan kulit ari biji sebagai bahan baku untuk industri kimia. Misalnya adalah batang dan kulit ari biji mengandung bahan kimia Resveratrol yang berfungsi sebagai anti oksidan. Dari kulit polong ditemukan beragam senyawa kimia bermanfaat, antara lain: zat pewarna alami warna kuning, anti oksidan dan anti mikroba, xylooligosakarida, polyfenol, senyawa hydrogen, flavonoid, selulose dan lignin, serta dietary fiber. Sangat tepat langkah inovatif ini, karena selama ini potensi tersebut belum tersentuh teknologi untuk pemanfaatannya bagi masyarakat luas.
Pertanian masa depan Indonesia, paling tidak 20 tahun ke depan akan menghadapi masalah semakin menciutnya lahan pertanian dan kualitas lahan pertanian. Oleh karena itu, brangkasan dan kulit polong sebanyak lebih dari satu juta ton yang sebagian besar berada di pulau Jawa dimana 70% kacang tanah diproduksi, sangat berpotensi untuk pakan ternak dan sangat mungkin untuk diolah menjadi pupuk hijau, atau bahan baku industri. Pada era pertanian bio-industri yang bercirikan miskin limbah bahkan nir limbah, biomas yang saat ini bersifat non-ekonomis harus dimanfaatkan. Saat ini, brangkasan kacang tanah merupakan salah satu sumber pakan, upaya yang mungkin dilakukan dalam bio-industri adalah memantapkan peran brangkasan sebagai pakan ternak
Penurunan Biomas Kacang Tanah
Kendala utama rendahnya hasil brangkasan, terutama daun yang dipanen, adalah tingginya serangan penyakit daun. Dua penyakit daun utama kacang tanah di Indonesia adalah bercak daun yang disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola, dan karat daun oleh jamurPuccinia arachidis. Di antara kedua penyakit daun tersebut, serangan penyakit bercak daun menyebabkan daun rontok, dimulai dari daun-daun bagian bawah. Semakin tinggi intensitas serangan penyakit, maka semakin banyak daun yang rontok. Daun mulai rontok (daun no 1, 2, dan 3) ketika luas daun terinfeksi baru mencapai 21%.  Sebaliknya, penyakit karat daun hampir tidak menyebabkan daun rontok, namun menghasilkan pustul-pustul. Di sekeliling pustul, areal daun menjadi berwarna kuning yang disebut nekrosis. Areal nekrosis semakin lama semakin lebar, akhirnya daun menjadi berwarna coklat, mengering, dan akhirnya rontok. Daun rontok (daun no 1, 2, dan 3) terjadi pada intensitas serangan yang parah, minimal 61% luas daun terinfeksi. Menurut Subrahmanyam et al (1995), serangan bercak daun selain menurunkan jumlah atau bobot biomas juga berpengaruh pada kualitas biomas. Intensitas serangan bercak daun berpengaruh baik positif maupun negatif pada komposisi brangkasan. Pada serangan awal hingga daun no 1 mulai rontok, (laju infeksi daun mulai <10 2="" 4="" abu="" air="" bebas="" belum="" bercak="" berkurang.="" bertambahnya="" bobot="" brangkasan.="" dan="" daun.="" daun="" dengan="" ekstrak="" ini="" intensitas="" jumlah="" kadar="" karena="" kasar="" ke-1="" ke-3="" ke-5="" kering="" ketika="" kualitas="" laju="" lemak="" lembar="" luas="" maka="" meningkat.="" mulai="" nitrogen="" nyata="" p="" perubahan="" protein="" rontok="" sebaliknya="" secara="" seiring="" semakin="" separuh="" serangan="" serangannya="" serat="" serta="" tanaman="" terinfeksi="" terjadi="" terserang="" terus="" tinggi="">
Inovasi Teknologi untuk Hasil Brangkasan Tinggi
Diharapkan bahwa dengan mengendalikan kedua penyakit daun utama tersebut akan dapat diperoleh hasil brangkasan segar yang tinggi saat panen. Teknologi pengendalian kedua penyakit daun tersebut sudah tersedia, utamanya dengan mengaplikasikan fungisida kimia. Selain itu, Kementerian Pertanian telah melepas varietas unggul tahan penyakit bercak dan karat daun (Tabel 2). Dengan kedua teknologi tersebut diharapkan dapat dipanen hijauan/brangkasan dalam jumlah yang banyak dan segar.
Penggunaan varietas tahan penyakit karat menurunkan index penyakit 18,9% dan meningkatkan hasil brangkasan 15,8% dari 1,58 ton menjadi 1,83 ton/ha. Namun demikian, index penyakit karat pada varietas tahan tersebut masih relatif tinggi (32,2%). Oleh karena itu, budidaya kacang tanah tidak dapat hanya mengandalkan penggunaan varietas tahan, namun perlu didukung teknologi budidaya. Kombinasi penanaman varietas tahan penyakit karat dan aplikasi 2 x fungisida hexanoconazole nyata menurunkan index penyakit dari 32,2% menjadi 18,1%, dan diperoleh hasil brangkasan 2,383 t/ha, dengan rasio keuntungan dan biaya paling tinggi. Apabila varietas peka yang ditanam, maka 3 x aplikasi fungisida hexanoconazole memberikan rasio keuntungan tertinggi.
Mengingat serangan jamur penyebab bercak daun dan karat daun menurunkan kualitas brangkasan kacang tanah, maka pengendalian kedua penyakit menjadi sangat penting. Ketika dapat memanen brangkasan dalam jumlah banyak, kualitas tinggi, dan aman dari residu fungisida maka ide nir limbah brangkasan sekaligus aman bagi ternak dapat dicapai.

AAR/KN
Sumber: http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/1946-manfaat-dan-potensi-komoditas-kacang-tanah-dalam-mendukung-pertanian-bio-industri.html
Share this article :

0 komentar:


Tepung Mocaf

Tepung singkong yang dimodifikasi sehingga berkualitas tinggi...

Untuk Pembelian Tepung Mocaf Hubungi
YULIANA
0271-825266

 
Dipersembahkan oleh Lembaga Penelitian Universitas Jember
Didukung oleh : Universitas Jember | LPDP | BCM
Copyright © 2015. Tepung MOCAF - All Rights Reserved