Konten Terbaru:
Home » » CEKA: Fungisida Nabati Pengendalian Penyakit Karat pada Daun Kedelai

CEKA: Fungisida Nabati Pengendalian Penyakit Karat pada Daun Kedelai

Written By Unknown on Selasa, 09 Juni 2015 | 9.6.15

Penyakit karat merupakan penyakit penting pada kedelai yang banyak terjadi pada musim kemarau. Penyakit karat disebabkan oleh cendawan Phakospora pachyrhizi. Proses infeksi dimulai dengan perkecambahan uredospora yang berkembang 5–8 hari setelah proses infeksi. Cendawan P. pachyrhizi merupakan parasit obligat yang dapat juga ditemukan pada tanaman inang lain yaitu kacang asu, kacang kratok, dan kacang panjang. Selain itu dilaporkan bahwa 31 spesies dan 17 genus dari famili kacang-kacangan yang dapat terinfeksi P.pachyrhizi, diantaranya adalah Yellow Sweet Clover (Melilotus officinalis), Vetch (Vicia dasycarpa), Medic (Medigo arborea), Lupine (Lupinus hirsitus), kacang merah atau Kidney bean (Phaseolus vulgaris), kacang hijau atau Green bean(Phaseolus vulgaris), Lima bean (Phaseolus lunatus), Butter bean (Phaseolus lunatus), Cowpea (Vigna linguata), dan Blackeyed Pea (Vigna linguata), sehingga perlu diwaspadai.
Pengendalian penyakit karat yang ramah lingkungan menggunakan bahan nabati dianjurkan untuk menjaga pola pertanian berkelanjutan. Cara-cara pengendalian penyakit karat tersebut yaitu penanaman varietas tahan, penggunaan bahan nabati, dan hayati. Fungisida nabati merupakan salah satu carapengendalian yang mempunyai keunggulan anatara lain tidak mencemari lingkungan, tersedia di lingkungan sekitar kita, dan tidak menimbulkan resistensi.
Salah satu fungisida nabati yang dapat mengendalikan penyakit karat pada kedelai adalah minyak cengkeh “CEKA”. Minyak cengkeh terbuat dari daun cengkeh yang disuling dan mengandung bahan aktif eugenol. Selain menghambat perkembangan penyakit karat, minyak cengkeh juga berkhasiat menghambat perkembangan beberapa macam penyebab penyakit seperti Fusarium oxysporum pada vanili, Rhizoctonia solaniPhytophthora capsici dan Sclerotium rolfsii pada lada.

Daun-daun yang diberi perlakuan CEKA secara visual tampak sehat dan tidak terdapat atau sedikit gejala penyakit karat, sedangkan pada daun tanpa CEKA terdapat gejala penyakit karat. Dinding sel spora yang diberi perlakuan CEKA mengalami lisis sehingga isi sel tersebar keluar sel, sedangkan spora tanpa CEKA dinding sel tetap utuh dan bisa membentuk tabung kecambah, hal ini menunjukkan bahwa spora tidak mati (Gambar). Penggunaan bahan nabati “CEKA” dapat menghambat intensitas penyakit karat pada kedelai hingga 50% (Tabel 1).

Aplikasi CEKA relatif mudah yaitu dengan cara penyemprotan pada tanaman yaitu 1) Konsentrasi 3−5 cc/l air, 2) Digunakan perekat supaya menempel pada daun, 3) Waktu penyemprotan dimulai pada minggu ketujuh, 4) Interval penyemprotan lima hari, 5) Frekuensi penyemprotan tujuh kali, dan 6) Penyemprotan pada sore hari.
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Ubi
http://pangan.litbang.pertanian.go.id/berita-654-ceka-fungisida-nabati-pengendalian-penyakit-karat-pada-daun-kedelai-.html
Share this article :

0 komentar:


Tepung Mocaf

Tepung singkong yang dimodifikasi sehingga berkualitas tinggi...

Untuk Pembelian Tepung Mocaf Hubungi
YULIANA
0271-825266

 
Dipersembahkan oleh Lembaga Penelitian Universitas Jember
Didukung oleh : Universitas Jember | LPDP | BCM
Copyright © 2015. Tepung MOCAF - All Rights Reserved