Konten Terbaru:
Home » » Hidup Mati Bangsa Tergantung Ketahanan Pangan

Hidup Mati Bangsa Tergantung Ketahanan Pangan

Written By Unknown on Rabu, 01 April 2015 | 1.4.15

Asahan | Jurnal Asia
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa hidup matinya bangsa tergantung dengan ketahanan pangannya. Maka itu TNI AD siap mewujudkan pertahanan pangan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan KSAD dalam kunjungannya ke Markas Bata­lion 126 Kala Cakti Asahan dengan mengunakan 2 unit helicopter. “Mari kita pertahankan pangan kita,“ katanya kepada sejumlah awak media, Rabu (1/4) di Batalion setempat.

Jenderal berbintang empat ini menye­butkan sejak zaman Presiden pertama Indonesia, Bung Karno persoalan keta­hanan pangan sudah menjadi perrhatian serius. Hal ini terungkap sejak Bung Karno melakukan peletakan batu pertama pembangunan fakultas Universitas Indonesia pada 27 April 1952. “Mari kita wujudkan ketahanan panagan ini, kalau bisa dengan cara revolusi, “ ujar jenderal berbintang empat ini.

Gatot yang juga didampingi Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Edy Rahmayadi menjelaskan bah­wa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajaran TNI AD pada bulan Desember lalu untuk membantu departemen pertanian sebagai pendam­pingan agar swasembada pangan dapat terwujud dalam 3 tahun.“Dengan amanah ini, Mari kita ber­sama-sama dengan kompnen bangsa dan masyarakat untuk membantu petani agar hasil produksi petani lebih baik lagi,“ cetus Gatot.

Cek Kemampuan Prajurit
Pada kesempatan itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Gatot Nurmantyo mengecek kemampuan prajurit dalam hal menembak dan bela diri.Mantan Panglima Kostrad ini lang­sung melihat cara bela diri prajurit yang mengunakan ban hitam dan cara menembak prajurit. Namun KSAD belum mendapat melihat nilai yang maksimal.

”Cara bela diri militer masih seperti menari dan menembak masih harus banyak latihan,“ kata Gatot dihadapan Prajurit 126 Kala Cakti, Rabu (1/4) di Batalion setempat.
KSAD mengatakan seorang prajurit harus jago menembak dan berkelahi untuk bertahan hidup. Dan prajurit juga harus dekat dengan rakyat, sebab kalau TNI dekat dengan rakyat, maka rakyat akan siap membantu TNI.

“Saya beri waktu satu bulan untuk menjadi lebih baik. Kedua kemampuan ini harus lebih baik, karena merupakan syarat naik pangkat seorang prajurit,” tegas jenderal bintang empat ini, sembari bangga dengan semangat prajurit 126 KC, namun kemampuan harus terus ditingkatkan.
Selain mengecek kemampuan prajurit, kedatangan KSAD yang didampingi Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Edy Rahmayadi bertujuan ingin bertatap muka dan bersiliturhami dengan prajurit.

Kemudian KSAD juga ingin mengetetahui secara langsung kondisi Batalion 126 KC. Markas Batalion ternyata tanahnya milik perkebunan bukan milik TNI AD sehingga tidak dapat dukungan dari pemerintah. “ Soal tanah, saya akan mencari persoalan dan apa yang dapat dipindahkan sehingga batalion dapat dibangun,” sebut Gatot.

Kunjungan KSAD disambut oleh Bupati Asahan, Drs H Taufan Gama Simatupang MAP, Komandan Batalion 126 KC, Letkol Inf. Enjang SIP, Dandim 0208/AS, Letkol Inf Ayub Akbar serta kepala daerah lainya. (ant)

- See more at: http://www.jurnalasia.com/2015/04/02/hidup-mati-bangsa-tergantung-ketahanan-pangan/#sthash.xdF8wB6U.dpuf
Share this article :

0 komentar:


Tepung Mocaf

Tepung singkong yang dimodifikasi sehingga berkualitas tinggi...

Untuk Pembelian Tepung Mocaf Hubungi
YULIANA
0271-825266

 
Dipersembahkan oleh Lembaga Penelitian Universitas Jember
Didukung oleh : Universitas Jember | LPDP | BCM
Copyright © 2015. Tepung MOCAF - All Rights Reserved