Singkong, ubi jalar, ganyong, garut dan berbagai umbi-umbi yang banyak tumbuh di pekarangan selama ini terkesan sebagai pangan ndeso (desa). Tapi siapa sangka di balik kesan kampung tersebut, pangan-pangan lokal tersebut justru lebih sehat.
Sumber foto; www.baltyra.com
Selain dibudidayakan secara alami alias organik, kandungan gizinya juga cukup lengkap. Bahkan bisa mensubstitusi beras sebagai makanan pokok bangsa Indonesia.
Kepala Pusat Penelitian Pasca Panen, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Rudi Tjahyo Utomo saat Workshop bertema ‘Pangan Lokal Aman untuk Gaya Hidup Sehat’ di Bogor, Senin (1/12) mengatakan, mengonsumsi pangan lokal seperti singkong dan ganyong, ternyata kita bisa hidup sehat, bahkan lebih aman. “Selama ini memang pangan lokal dianggap inferior, karena diolah secara tradisional, kurang sehat dan ndeso,” katanya.
Namun menurut Rudi, di balik kesan tersebut, ternyata pangan lokal tersimpan khasiat yang dahsyat dan aman untuk dikonsumsi. Karena itu Rudi menilai, pangan lokal layak menjadi tren untuk gaya hidup sehat.
Kepala Pusat Penelitian Pasca Panen, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Rudi Tjahyo Utomo saat Workshop bertema ‘Pangan Lokal Aman untuk Gaya Hidup Sehat’ di Bogor, Senin (1/12) mengatakan, mengonsumsi pangan lokal seperti singkong dan ganyong, ternyata kita bisa hidup sehat, bahkan lebih aman. “Selama ini memang pangan lokal dianggap inferior, karena diolah secara tradisional, kurang sehat dan ndeso,” katanya.
Namun menurut Rudi, di balik kesan tersebut, ternyata pangan lokal tersimpan khasiat yang dahsyat dan aman untuk dikonsumsi. Karena itu Rudi menilai, pangan lokal layak menjadi tren untuk gaya hidup sehat.
Sementara itu Kepala Perpusatakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Gayatri Karyawati Rana mengakui,
pangan lokal memang lebih sehat. Contohnya, singkong. Dengan kandungan
kalsium yang tinggi cocok untuk orang yang sudah berumur (tua).
Sedangkan dengan kandungan glikemik yang rendah, singkong juga sangat
baik dikonsumsi penderita diabetes.
“Banyak dari hasil penelitian yang membuktikan bahwa khasiat pangan lokal sangat dahsyat untuk kesehatan. Jadi layak untuk tren hidup sehat,” ujarnya saat membuka workshop mewakili Kepala Badan Litbang Pertanian.
“Banyak dari hasil penelitian yang membuktikan bahwa khasiat pangan lokal sangat dahsyat untuk kesehatan. Jadi layak untuk tren hidup sehat,” ujarnya saat membuka workshop mewakili Kepala Badan Litbang Pertanian.
Menurut dia, pemerintah sudah mempunyai indikator dan standar
penyediaan pangan yang beragam, bergizi dan seimbang yang dikenal dengan
PPH (Pola Pangan Harapan). Dari data yang ada, ternyata ada produk yang
PPH-nya lebih tinggi dari standar yang pemerintah tetapkan.
Misalnya, kelompok padi-padian, termasuk beras dan gandum, PPH masyarakat Indonesia sudah mencapai 390 gram/hari/kapita. Padahal standarnya hanya 275 gram/hari/kapita. “Angka ini harus diturunkan. Salah satunya dengan mendiversifikasikan ke produk pangan lokal lainnya,” katanya.
Misalnya, kelompok padi-padian, termasuk beras dan gandum, PPH masyarakat Indonesia sudah mencapai 390 gram/hari/kapita. Padahal standarnya hanya 275 gram/hari/kapita. “Angka ini harus diturunkan. Salah satunya dengan mendiversifikasikan ke produk pangan lokal lainnya,” katanya.
(Sumber : http://mail.tabloidsinartani.com/read-detail/read/pangan-lokal-ndeso-tapi-sehat/)
0 komentar: