Konten Terbaru:
Home » » Harga Singkong Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Singkong Tertinggi Sepanjang Sejarah

Written By Unknown on Senin, 14 September 2015 | 14.9.15

Meningkatnya harga menguntungkan petani singkong ketika hampir semua tanaman lainnya gagal panen karena kemarau panjang.

Panen singkong di Lampung.

BANDARLAMPUNG — Harga ubi kayu atau singkong di berbagai sentra di Provinsi Lampung melambung tinggi hingga Rp 1.400 per kilogram. Ini merupakan harga singkong termahal sepanjang sejarah. Padahal menjelang Lebaran lalu harga bahan baku tepung tapioka ini masih Rp 900 per kilogram. Namun produksi turun karena tanaman dihantam kemarau sehingga singkongnya kecil-kecil.

“Ya, harga naik hingga Rp 500 per kilogram dari sebelumnya Rp 900 per kilogram. Ini merupakan harga singkong termahal sejak orang di Lampung menanam singkong. Produksinya turun hingga 30-40 persen karena tanaman kering akibat kemarau panjang,” ujar Toni, seorang petani singkong di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Senin (14/9).


Jika dalam kondisi normal lahannya yang seluas 1 hektare mampu menghasilkan 30 ton singkong basah. Saat panen sekarang dengan luas lahan yang sama hanya dihasilkan 20 ton singkong basah. Singkongnya kecil-kecil karena tanaman kekurangan air sejak bulan Juni 2015 lalu. Menurut Toni, selain karena produksi turun, melambungnya harga singkong karena tidak banyak petani yang panen, sementara kebutuhan pabrik tapioka cukup banyak karena kebutuhan singkong di dalam negeri terus meningkat.

“Kebanyakan petani panen menjelang Lebaran lalu sehingga tanaman singkongnya musim tanam kedua masih belum cukup umur untuk dipanen,” jelasnya. Bahkan, tambahnya, karena kesulitan bahan baku singkong pabrik bioetanol milik P Medco Grup di Kotabumi sudah ditutup. “Selain itu mungkin dengan harga singkong tinggi begini tidak sesuai dengan harga jual bioetanol yang mereka produksi,” ia memperkirakan.

Naiknya harga singkong juga dialami petani di Kabupaten Tulangbawang dan Mesuji, Lampung dalam dua bulan terakhir. "Sebelumnya, harga singkong berkisar Rp 900 per kilogram, lalu naik dalam waktu satu bulan menjadi Rp 13.000, sekarang mencapai Rp 14.000," ujar Herman, petani singkong Tanjungraya, Mesuji.

Kualitas Meningkat 

Herman menilai penyebab kenaikan harga singkong tersebut adalah kualitas singkong hasil budidaya petani semakin membaik. Di samping itu terjadi kekurangan pasokan dari petani yang tidak bersamaan masa panennya, sehingga menyebabkan produksi menurun. Harga ini cukup menguntungkan petani singkong di saat hampir semua tanaman lainnya tidak hidup karena kemarau panjang. “Ya jika kemarau begini cuma singkong inilah yang masih bisa ditanam dan hidup,” jelasnya.

Provinsi Lampung saat ini masih menjadi sentra penghasil ubi kayu terbesar di Tanah Air. Produksinya per tahun rata-rata mencapai 9 juta ton. Menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, daerah ini merupakan sentra singkong terbesar di Tanah Air.

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi dan luas lahan singkong di Lampung terus meningkat. Adapun total luas lahan singkong di Lampung saat ini 366.830 hektare. Luas lahan singkong ini nyaris menyamai lahan padi yang mencapai 447.374 hektare.

Lahan ubi kayu terbesar di Lampung berada di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, lalu diikuti Lampung Utara 53.994 hektare dan Lampung Timur 49.000 hektare. Di Lampung saat ini terdapat 66 pabrik tepung tapioka yang tersebar di Lampung Tengah, Tulang Bawang, hingga Lampung Timur. Pabrik-pabrik ini menjadi penyerap terbesar ubi kayu basah di Lampung. 

Sumber : Sinar Harapan
@http://www.sinarharapan.co/news/read/150914597/harga-singkong-tertinggi-sepanjang-sejarah-
Share this article :

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ralat:
      Sy punya lahan 500ha di kalbar unt usaha singkong. Sedang cari mitra hub.082122629191

      Hapus


Tepung Mocaf

Tepung singkong yang dimodifikasi sehingga berkualitas tinggi...

Untuk Pembelian Tepung Mocaf Hubungi
YULIANA
0271-825266

 
Dipersembahkan oleh Lembaga Penelitian Universitas Jember
Didukung oleh : Universitas Jember | LPDP | BCM
Copyright © 2015. Tepung MOCAF - All Rights Reserved